Tanggal 11 November 2011. Tinggal 1 tahun lagi, pengumuman New Seven Wonders. Walaupun peringkat Komodo (Varanus komodoensis) sebagai salah satu ikon dalam tujuh keajaiban dunia New Seven Wonders terus membaik dari pekan ke pekan dan posisi terakhir pada pekan lalu berada pada peringkat tiga, mari kita bersama-sama ikut PEMILU ini.
Situs media indonesia menyebutkan bahwa, Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Provinsi NTT mulai pekan ini (mulai tanggal 18/10/10 ???) akan melakukan sosialisasi kepada siswa SMP, SMA, dan mahasiswa. Sosialisasinya adalah tentang cara memberikan dukungan buat Taman Nasional Komodo. "Dari sosialisasi tersebut diharapkan para pelajar dan mahasiswa dapat memberikan suaranya guna mendongkrak peringkat dari Taman Nasional Komodo," kata Kabid Promosi Dinas tersebut. Dari informasi ini, kita bisa menebak bahwa para pelajar itu hanya 'diberitahukan' saja. Sesungguhnya, kita dapat berbuat lebih.
Suatu saat, saya berdiskusi dengan kawan-kawan saya. "Kenapa anak SMP di Surabaya lebih getol dan giat berkampanye, juga dengan aksi yang riil, langsung vote for komodo?" - Silahkan baca informasi ini di koran Jawa Pos sekitar setengah tahun lalu. - Bandingkan dengan di sini. Sosialisasi dari pemda baru akan diberikan sekarang. Terlambat enam bulan. Sosialisasi (pemasyarakatan) selama ini cuma dengan digital printing sablon di sepanjang jalan El Tari 1. Bayangkan, berapa banyak yang melihat pemberitahuan ini? Seberapa efektif? Di daerah kabupaten apalagi di kecamatan, yang notabene jauh dan informasi menjadi terlambat, kira-kira bagaimana pula keadaanya?
Sebenarnya, kita bisa melakukan lebih banyak hal yang riil dan tepat sasaran. Jangan cuma sosialisasi yang konotasinya biasanya cuma pemberitahuan. Model-model sosialisasi dari pemda biasanya gampang ditebak. Biasanya dengan pengumpulan masa lalu ceramah. Atau menyebarkan selebaran dan pasang spanduk. Kurang menggigit!!
Kita perlu melakukan sesuatu yang radikal seperti presiden Chili terhadap 33 petambang yang terjebak dalam pertambangan. Kiranya kita semua peka dengan berita itu. Banyak dimuat di media masa (koran) nasional. Saya tidak tahu apakah berita ini juga dimuat dan diulas dengan baik di media masa (koran) lokal?
Mungkin, pemda kita bisa mendayagunakan aparaturnya, baik secara kelembagaan maupun personal. Kita punya dinas infokom. Kita punya internet kecamatan, yang baru selesai dibangun. Kita punya pns yang sangat-sangat banyak. Kita punya HP yang bisa surfing, karena banyak yang memakai untuk facebook. Berarti kita punya alamat virtual (alias email). Kalau masih kurang, di setiap kantor sekarang disediakan internet yang dibiayai negara. Jadi, kurang apa lagi.
Pertama, mengapa hanya anak sekolah dan mahasiswa. Kenapa pemda begitu yakin bahwa aparaturnya sudah memiliki kesadaran untuk vote for Komodo? Berapa banyak kah pns yang sudah melakukannya? Kenapa tidak dimulai dari para pns dulu. Bukankah mereka ini lini depan pembangunan? Bagaimana dengan guru-guru dan para dosen? Apakah mereka sudah? Semakin banyak teladan, semakin cepat tindakan itu menyebar. Kita bisa memulai dari teladan para pns, guru, dan dosen, serta pemimpin-pemimpin lainnya. Wajibkanlah para pns, guru, dosen, dan pemimpin lainnya seperti anggota dewan, kepala daerah dari provinsi sampai dusun, untuk memberi contoh. Publikasikan sebesar-besarnya.
Kedua, selain keteladanan, berikanlah juga sarana yang memadai. Kalau kita bisa mengumpulkan masa, mengajak mereka berbicara, dan akhirnya datang ke tempat pemilu, lalu memilih, saat pilkada atau pemilu, kenapa sekarang tidak bisa. Bukannya prinsipnya hampir sama? Setiap kantor bisa membuka selama satu minggu setiap bulannya, akses internet kepada masyarakat luas. Silahkan masyarakat datang, memakai komputer dan internetnya, diberi pendampingan, dan vote for Komodo. Atau seperti kampanye Pilkada, masyarakat di ajak untuk ber-pesta. Ya, kenapa tidak? Ini adalah pesta kita bersama. Ini adalah Pemilu kita bersama. Ajak sebanyak-banyaknya masa. Kalau kita bisa mengumpulkan orang saat perayaan tujuhbelasan dan mereka sangat-sangat antusias berpartisipasi, kenapa tidak kita lakukan untuk yang ini?
Ketiga, berdayakan internet kecamatan. Dinas infokom berkoordinasi dengan dinas di daerah, mengajak seluruh masyarakat untuk berinternet. Setiap desa diberi kesempatan selama dua sampai empat minggu, dan seterusnya. Masyarakat diajarkan untuk membuat alamat virtual. Dan untuk daerah-daerah yang betul-betul remote, kita berdayakan para kepala-kepala dusun, kepala desa, dan camat. Tentunya dengan koordinasi dari Dinas infokom dan dinas di kabupaten.
Keempat, memanfaatkan kepopuleran facebook dalam HP internet. Saat ini, semua orang pasti punya HP. Minimal satu keluarga punya satu HP. Kenapa kita tidak bekerja sama dengan provider untuk memasang content vote for Komodo? Atau mengirimkan SMS pemberitahuan kepada seluruh orang untuk vote for Komodo?
Caranya sangat gampang. Saya sudah melakukannya. Jika mau, silahkan klik link berikut:
Kita tinggal mengikuti seluruh rangkaian step-nya saja.
Lebih daripada itu, kita sendiri juga harus memiliki kesadaran, 'apa manfaat dari terpilihnya komodo sebagai New Seven Wonders?' Nah, ini tugas pemda untuk memberikan 'pencerahan' kepada seluruh masyarakat ntt, termasuk pns.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar